Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan Penelitian Lewat Kemitraan, YLLI dan FPIK Unsrat Tandatangani PKS

0
123
Pulau karatung, Taluad Sulut.

BOLMONG, DETOTABUAN.COM – Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian lewat kemitraan, yayasan laut lestari Indonesia (YLLI) dan fakultas perikanan ilmu dan ilmu kelautan (FPIK) Universitas Negeri Samratulangi (Unsrat), Manado, (20/6/2023) menandatangani perjanjian kerja sama (PKS).

PKS ditandatangani oleh Elshinta Suyoso-Marsden, Pendiri dan Ketua
Umum YLLI dan Dr Roike Iwan Montolalu, S.Pi, M.Sc, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat, di hadapan para anggota relawan YLLI Manado dan staf Unsrat, di Ruang Kerja FPIK Unsrat lantai 3 pada pukul 15:00 Wita siang.

Diketahui, YLLI tersebut sejak tahun 1994, berfokus pada penguatan kapasitas masyarakat di pulau-pulau sangat kecil di republik Indonesia, untuk pengelolaan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Ini dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian pengejewantahan tri dharma perguruan tinggi.

Sebelumnya, pada awal tahun, Kamis, (19/01/2023) YLLI telah tandatangani Memorandum of Understanding (MOU)
dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud dalam meningkatkan upaya pelestarian lingkungan dan
mendukung pengembangan program bersama di wilayah pulau-pulau kecil terluar di gerbang perbatasan NKRI yang sangat rentan dan berisiko terhadap bencana, perubahan iklim dan tingkat
penghidupan di bawah kesejahteraan.

Menurut Ketua umum YLLI Elshinta Suyoso-Marsden, mulai bulan februari, yang lalu telah berlangsung konsultasi publik, rangkaian lokalatih dan penguatan
ketangguhan masyarakat terhadap perubahan iklim, kesiagaan bencana, gender, perikanan berkelanjutan, bagi pemuda-pemudi di Kepulauan Talaud secara berkelanjutan dan inklusif.

Ia mengungkapkan, Program yang mengarusutamakan generasi produktif dan organisasi perempuan, adat, tradisional dan setempat ini bertujuan untuk meningkatkan peran mereka dalam pembangunan daerahnya secara berkelanjutan dengan mencari dan menemukan solusi yang mereka hadapi di pulau-pulau sangat kecil dalam rangka pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat (MHA), masyarakat lokal (ML) dan masyarakat tradisional (MT) oleh Negara.

Lanjut dia, Kehadiran Unsrat sangat signifikan dalam mengawal secara akademis dan tersusun terhadap langkah-langkah lanjutan yang akan memberi pemahaman secara menyeluruh terhadap kepentingan bermitra tepat sasaran dan berdaya guna, guna mewujudkan agenda NKRI.

“Iya antara lain bertujuan Pembangun Berkelanjutan dan transformasi ke energi terbarukan menuju Emisi Nol Bersih,” kata Elshinta.

Pendiri YLLI tersebut berkata, sekarang ini, YLLI sedang intens bergiat di kecamatan Nanusa, Kepulauan Talaud dan berharap dengan gandeng FPIK Unsrat dapat memperluas pemahaman publik terhadap pentingnya mengakomodasi aspirasi dan kekhawatiran masyarakat di kepulauan secara umum agar diakui dan
dilindungi oleh negara.

“Iya mulai dari kesiapan masyarakat hukum adat (MHA), masyarakat lokal (ML)
dan masyarakat tradisional (MT) dilihat dari sudut pandang perikanan berkelanjutan bagi perairan dan pulau-pulau sangat kecil di wilayah terluar 3-T perbatasan Utara NKRI ini,” ujar Elshinta.

Kata dia, program persiapan pemantauan awal, pelatihan dan kampanye kesadartahuan telah dimulai YLLI
di Kecamatan Nanusa, melalui rangkaian kegiatan untuk kemudian diimplementasikan di kecamatan-kecamatan lainnya di Kepulauan Talaud.

“Dengan bermitra, YLLI akan menggunakan
tolak ukur dan perhitungan keberhasilan program rintisan ini untuk diperluas ke kecamatan – kecamatan lainnya dan seterusnya hingga ke kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Sulawesi
Utara dan Indonesia,” ungkap Elshinta.

Sebelumnya pada tahun 2004, YLLI telah menyelenggarakan ‘Sekolah Praktis Musim Panas di Nanusa’ (Practical Summer School) pertama di Indonesia bersama Unsrat, yang melibatkan 35 mahasiswa/i
kelautan dan perikanan dari berbagai universitas dan akademi di wilayah Timur Indonesia.

“Pada program ini, peserta mempelajari situasi dan kondisi lingkungan kelautan bersama fasilitator dari berbagai instansi/institusi nasional dan lembaga internasional,” tutur Elshinta .

Bersama masyarakat setempat, kata Elshinta, mereka kemudian mendiskusikan cara dan langkah-langkah untuk meningkatkan pengelolaan
berkelanjutan di wilayah kelautan Nanusa.

Ia pun menjelaskan tentang keberadaan YLLI adalah yayasan nirlaba dan imparsial yang berkomitmen mencari jalan terbuka guna meningkatkan ketangguhan dan pengelolaan berkelanjutan di wilayah
perairan, pesisir, pulau-pulau kecil dan sangat kecil bersama lintas berbagai pemangku kepentingan setempat, restorasi sumberdaya alam, sosial dan budaya serta menunjukkan perkembangan terukur terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Untuk keterangan lebih lanjut terlampir Lembar Fakta, atau silakan menghubungi: info@ylli.or.id
atau kunjungi www.ylli.or.id.

Sementara itu, Dekan FPIK Dr Roike Iwan Montolalu, S.Pi, M.Sc. menegaskan, landasan PKS ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Kemudian untuk menjalin kerjasama hubungan kelembagaan antara kedua belah-pihak dalam bekerjasama membangun masyarakat dan melestarikan
lingkungan perairan, pulau-pulau kecil dan laut di seluruh Indonesia pada umumnya dan Provinsi Sulawesi Utara khususnya,” tutupnya. (Yono).

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.