SIAPA yang tak kenal dengan presenter kondang Najwa Shihab? Anak dari cendekiawan Muslim Muhammad Quraish Shihab begitu populer di dunia media. Wajahnya kerap menghiasi layar kaca televisi berita nasional.
Namanya kian melejit setelah memiliki acara khusus, yakni Mata Najwa. Melalui acaranya, Najwa kerap mendatangkan dan mewawancarai berbagai narasumber mulai dari tokoh publik, pejabat negara, hingga politisi. Figur-figur menonjol di tanah air ini pasti pernah merasakan dicecar pertanyaan kritis oleh Najwa Shihab dalam acaranya.
Wanita kelahiran Makassar 16 September 1977 pun mendapatkan kepopuleran yang jarang orang lain dapatkan.
“Saya jadi reporter pertama di Metro TV dan itu perusahaan pertama saya,” ujar Najwa sebagaimana dilansir moneysmart.id, Kamis (6/9/2018).
Najwa mengungkapkan, dirinya meniti karir di stasiun televisi tersebut mulai dari jabatan paling bawah hingga mencapai titik tertinggi yaitu posisi wakil pemimpin redaksi (wapemred).
“Saya meniti karir betul-betul dari reporter sampai Wapemred, dan akhirnya saya merasa sudah terlalu lama di zona nyaman,” jelasnya.
Setelah menduduki berbagai posisi jabatan mulai dari reporter lapangan hingga Wakil Pemimpin Redaksi, dalam tempo waktu 18 tahun dirinya merasakan harus keluar dari zona nyaman atau mundur dari Metro TV. Kemudian, tercetus ide membuat konten digital melalui platform video populer yaitu Youtube. Tercatat, pada bulan Agustus 2017, melalui episode Catatan tanpa Titik, Najwa secara resmi mengundurkan diri dari Metro TV yang telah membesarkan namanya.
“Finansial bukan pertimbangan utama saya (keluar dari Metro TV). Saya hanya aktualisasi diri,” kata Najwa.
Najwa menjelaskan, tak mudah mengambil keputusan penting dalam hidup, apalagi soal karir yang telah dicapai dengan baik dan telah menorehkan tinta emas. Namun kini, setelah mundur dari industri televisi, Najwa mulai merintis bisnis yakni membangun Narasi TV melalui platform YouTube.
“Saya merasa YouTube juga salah satu platform yang paling revolusioner abad ini setelah ditemukannya telepon, ditemukannya radio, ditemukannya televisi, sekarang YouTube,” papar Najwa.
Atas perkembangan teknologi itu, dirinya merasa harus berkembang dan berubah mengikuti arus teknologi. Tentu saja, semua dilakukan melalui koridor yang positif.
Selayaknya stasiun televisi pada umumnya, Najwa mengembangkan Narasi TV dari nol. Selain membuat program-program yang berkualitas dan disukai oleh penonton, Najwa juga berupaya agar kontennya memberikan pencerahan. Menurutnya, dalam membangun bisnis tersebut, ada tiga kunci utama, yakni konten, komunitas, dan kolaborasi.
“Narasi TV baru soft launching, baru delapan bulan yang lalu. Saya ingat berawal dari ruangan kecil dan hanya tiga orang founder. Sekarang Alhamdulillah sudah 100 orang terlibat dan sudah ada 11 program dalam waktu delapan bulan yang kami hasilkan. Alhamdulillah dalam waktu delapan bulan sekarang kantornya sudah di Sudirman,” ungkap Najwa.
Akan tetapi, di balik itu semua, ada perjuangan dan jerih payah yang harus dilewati, mulai dari mencari investor, sponsor, hingga membentuk tim yang solid.
Selain itu, tantangan dari latar belakang pekerjaan di stasiun televisi juga cenderung berbeda dengan apa yang Najwa geluti sekarang.
“Di televisi lebih terstruktur. Kalau di digital hari ini gak berhasil coba konten lain. Dan itu jadi kesempatan untuk yang baru belajar seperti saya, itu menjadi satu hal yang jauh lebih kebebasan itu dia lebih bisa dimaksimalkan,” ujar Najwa.
Dalam menjalankan bisnis baru ini, Najwa selalu berpegang pada nilai-nilai yang disampaikan sang ayah kepada dirinya.
“Menerima sesuatu yang sedikit tapi merasa banyak, dan kalau memberi banyak tapi merasa itu masih sedikit. Kaya itu saat memberi banyak merasa masih sedikit, menerima sedikit merasa sudah banyak,” kata Najwa Shihab.
(Sumber : MoneySmart.id)