DETOTABUAN.COM-Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Selasa (29/3), menyatakan dua kapal Indonesia, yakni kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 dibajak kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Juru Bicara Kemenlu, Arrmanantha Nasir, menyatakan kapal Brahma 12 sudah dilepaskan dan sudah di tangan otoritas Filipina. Sementara itu, kapal Anand 12 dan 10 awak WNI masih disandera.
Rabu (30/03/2016) Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw, bersama jajaran Forkompimda Sulut, mengunjungi keluarga Julian Philip di Sasaran Tondano Utara, Kabupaten Minahasa. Julian Philip adalah salah satu korban penyanderaan kelompok teroris Abu Sayyaf.
Olly Dondokambey, SE langsung melakukan berbagai langkah upaya pembebasan. Hari ini, Dondokambey bertolak ke Jakarta guna bertemu Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, untuk mengetahui perkembangannya.
“Besok (hari ini red), saya akan ke Jakarta menemui Menteri luar Negeri untuk mengetahui perkembangannya. Pihak kami akan berupaya yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini, karena salah satu korban warga Sulawesi Utara,” kata Dondokambey, saat mengunjungi keluarga Julian Philip, korban penyanderaan Abu Sayyaf, Rabu kemarin.
Selain Julian Philip, WNI lain yang disandera adalah Peter Tonsen Barahama, 30, warga Batam,Alvian Elvis Peti, 32, warga Jakarta Utara; Mahmud, 31, warga Banjarmasin; Surian Syah, 33, warga Kendari; Surianto, 30, warga Sulawesi Selatan; Wawan Saputra, 25, warga Palopo; Rinaldi, 24, warga Makassar; dan Wendi Raknadian, 28, warga Padang.
Sebagaimana yang diberitakan, sebanyak 10 ABK WNI diketahui menjadi korban penyanderaan setelah seseorang yang mengaku anggota kelompok ekstremis Abu Sayyaf, menelepon pihak perusahaan pemilik kapal dan meminta uang tebusan.(Octav)