INTERNASIONAL, DETOTABUAN.COM– Video perkosaan massal beredar di internet, mengejutkan warga Brasil, dan mendatangkan kecaman keras dari badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menangani hak-hak perempuan.
Dilansir dari laman detik.com, video yang diduga diposting salah satu pelaku pada Rabu (25/05) lalu di social media sebelum akun tersebut ditutup, memperlihatkan seorang gadis yang disebut pelaku berumur 16 tahun, telah menjadi korban perkosaan oleh 30 pria setelah sebelumnya dibuat mabuk.
Nadine Gasman, juru bicara Perserikatan Bangsa-bangsa untuk hak-hak perempuan di Brasil pada hari kamis (26/05) mengatakan, “Terlepas dari fakta bahwa para korban adalah wanita muda, kasus barbar ini adalah sama bahwa para remaja telah terbujuk oleh pelaku dalam skenario yang telah direncanakan.”
Kepada Koran Folha de S.Paolo yang merupakan salah satu media di Brasil, nenek korban mengaku keluarga korban sangat terpukul. “Saya sangat menyesal melihat video itu … kami semua sangat sedih dan terpukul.”
Video perkosaan massal beredar di Internet yang disebut terjadi di Kota Rio de Janeiro, tentu saja mencoreng citra Brasil yang sedang bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade Agustus 2016 nanti. Dan memancing kemarahan banyak orang yang tercermin dengan kemunculan tagar #EstuproNuncaMais (Jangan Ada Lagi Perkosaan) di media sosial.
Saat ini Polisi di Brasil sedang memburu 30 pria tersebut atas dugaan pemerkosaan massal terhadap remaja putri malang tersebut.
Sejumlah warga Brasil di sosial media menyebutkan, bahwa sebenarnya banyak peristiwa perkosaan yang terjadi di negara peraih tropi piala dunia terbanyak itu. Tetapi pihak korban dan keluarga tidak melaporkannya ke aparat berwenang, dikarenakan berbagai alasan. seperti mendapat ancaman, takut akan pembalasan dendam, atau yang terburuk akan dibunuh oleh pelaku.
Brasil sendiri, dengan populasi lebih dari 200 juta penduduk dan merupakan salah satu Negara terbesar dan terpadat di dunia, masuk dalam daftar criminal tertinggi di dunia. Pada tahun 2015 saja, tercatat hamper 65 ribu orang tewas di Negara tersebut, yang disebut karena maraknya perdagangan narkoba dan alcohol menjadi penyebab utamanya. (dtk/udi)